Perkembangan perekonomian di lndonesia mengalami fluktuasi karena pengaruh keadaan perekonomian dunia. Hal ini terjadi karena beberapa faktor; pertama, ketergantungan yang tinggi terhadap impor bahan baku, bahan dan komponen. Kedua, lemahnya penguasaan dan penerapan teknologi. Ketiga, kualitas SDM yang relatif masih rendah. Keempat, iklim persaingan yang kurang sehat karena banyak sub sektor industri yang beroperasi dalam kondisi mendekati monopoli. Kelima, pembangunan masih belum merata di wilayah lndonesia. Berbagai faktor tersebut menyebabkan tingkat produktivitas menjadi rendah sehingga kurang mampu bersaing dengan negara-negara lain.
World Economic Forum merilis Global Competitiveness Report Edisi 2012-2013, pada tanggal 5 September 2012. Indonesia mengalami penurunan indeks daya saing global, dari posisi ke 46 (2011) menjadi ke 50 (2012). Peringkat terbaik Indonesia adalah pada tahun 2010 (ke 44), yang meloncat dari posisi ke 54 dari tahun sebelumnya. Diantara negara-negara ASEAN, setelah Singapura, negara yang tertinggi peringkat daya saing tahun 2012 adalah Malaysia (ke 25), disusul Brunei Darussalam (28), Thailand (38). Indonesia berada di urutan ke empat dengan posisi ke 50. Penurunan peringkat daya saing Indonesia pada tahun 2012 ini seharusnya membuat pemerintah dan dunia usaha segera mencari jalan keluar mengatasi penyebab penurunan daya saing tersebut. Indeks daya saing global tersebut dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk menentukan perbaikan yang perlu dilakukan. Selain itu, dengan belajar dari negara-negara lain yang menunjukkan kenaikan indeks cukup signifikan, dapat dipelajari kebijakan apa yang perlu dilakukan di Indonesia untuk meningkatkan indeks daya saing.
Pertumbuhan produktivitas dapat terjadi karena pengaruh dua faktor, yaitu perubahan efisiensi dan perubahan teknologi. Dengan demikian usaha untuk meningkatkan produktivitas dapat ditempuh melalui dua cara. Pertama dengan cara
meningkatkan efisiensi, misalnya dengan meningkatkan kemampuan SDM melalui diklat sehingga mereka mampu menguasai dan menerapkan teknologi secara lebih efisien. Kedua dengan catatan meningkatkan teknologi dan mampu melakukan inovasi, misalnya dengan mengadopsi teknologi baru. Dengan demikian produktivitas bisa lebih tinggi karena dicapai melalui 2 arah yaitu peningkatan efisiensi dan teknologi.
Produktivitas yang tinggi mempunyai implikasi yang penting dalam pembangunan ekonomi. Dengan melakukan pengukuran produktivitas maka dapat memonitor kinerja sebuah sektor. Tercapainya produktivitas yang tinggi dari waktu ke waktu menunjukkan bahwa sektor tersebut sudah berjalan efisien karena dapat memproduksi output dengan input yang lebih rendah. Hal ini akan mempunyai dua efek; pertama dengan lebih sedikitnya jumlah input yang digunakan, berarti kelebihan input dapat digunakan oleh sektor lain; kedua dengan lebih sedikitnya jumlah input yang digunakan, berarti biaya produksi menjadi lebih rendah dan harga produk menjadi lebih murah sehingga menguntungkan konsumen. Selain itu dapat membandingkan kinerja sektor antar negara dan mengetahui tingkat produktivitas sektor tertentu dari negara-negara pesaing.
Suatu industri dikatakan berdaya saing (kompetitif,; jika memiliki tingkat produktivitas faktor keseluruhan sama atau lebih tinggi dibandingkan dengan pesaing asingnya (Foreign Competitors). lstilah daya saing diawali dengan konsep keunggulan komparatif, mendapat perhatian semakin besar terutama tiga dekade belakangan ini. Daya saing, satu dari sekian yang sangat popular, tetapi tetap tak sederhana untuk dipahami. Sebagai konsep yang multi-dimensi, daya saing sangat memungkinkan beragam definisi dan pengukuran.
Pilar utama daya saing bangsa adalah human capital atau sumber daya manusia, kemudian yang kedua adalah inovasi teknologi. Masalah SDM yang rendah menyebabkan proses pembangunan yang selama ini berjalan, kurang didukung oleh produktivitas dan kualitas tenaga kerja yang memadai. Kita memerlukan kader-kader terbaik bangsa yang memiliki kecerdasan tinggi, sikap mental prima, unggul, dan berdaya saing tinggi, kemampuan handal dengan nasionalisme sejati oleh karena kemajuan ekonomi, kemajuan bangsa, itu disebabkan oleh kualitas dari human capital-nya.Upaya peningkatan daya saing nasional di tengah persaingan global, perlu dilakukan langkah-langkah strategis dalam upaya meningkatkan kinerja dari berbagai sektor; pemerintah, perusahaan dan masyarakat dan perlunya penggunaan alat ukur yang sudah teruji dan komprehensif secara baik.
Pengukuran produktivitas dan daya saing hendaknya dapat dilaksanakan sampai di tingkat provinsi dan kabupaten/kota di wilayah lndonesia, dan sangat penting dilakukan untuk mengetahui keunggulan-keunggulan daerah yang ada dan bagaimana kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap terbuka pada persaingan domestik atau internasional serta membentuk sentra-sentra industri yang memperhatikan keunggulan komparatif daerah.